, Korea

Guam Power Authority membeli 60MW energi terbarukan dari konsorsium KEPCO-LG CNS

Pembayar tarif dapat menghemat lebih dari US$43 juta, kata agensi tersebut.

Guam Power Authority (GPA) menandatangani kontrak dengan KEPCO-LG CNS Consortium untuk Phase II Renewable Acquisition sebesar 60MW.

Melalui sebuah pengumuman, GPA mengatakan proposal KEPCO-LG akan memberikan penghematan besar bagi pembayar tarif GPA selama jangka waktu kontrak berdasarkan tarif Levelized Energy Adjusment Clause (LEAC) saat ini dan yang diproyeksikan. Diperkirakan penghematan lima tahun pertama akan berjumlah lebih dari US$43 juta. Semua penghematan ini akan langsung diberikan kepada pembayar pajak sebagai bagian dari penyesuaian LEAC.

Kontrak KEPCO-LG, bersama dengan Hanwha Energy Corporation Korea Selatan, telah menerima persetujuan dari Consolidated Commission on Utilities dan the Public Utilities Commission.

Setelah commissioning proyek-proyek ini, GPA mengatakan akan melampaui Renewable Portfolio Standard yang ditetapkan oleh P.L. 29-62 dimana GPA harus memiliki 25% energi yang dipasok oleh teknologi terbarukan pada 2035.

“Dengan kedua kontak online dalam waktu sekitar tiga tahun dan pemberian tawaran terbarukan 40 MW berikutnya, Otoritas akan melampaui mandat 2035 pad 2021,” kata General Manager, John M. Benavente, P.E. “Proyek energi terbarukan skala utilitas seperti ini akan membuat manfaat energi surya tersedia bagi semua pembayar tarif dengan tarif yang terjangkau, stabil, dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga minyak dunia.

KS Orka memperluas kapasitasnya melewati 200 MW lewat proyek Sorik Marapi

Ini menjadi tonggak penting bagi salah satu proyek listrik bersih terbesar di Indonesia.

CPI kembangkan biomassa bambu ke proyek hybrid yang lebih besar

Warga lokal menggerakkan inisiatif energi terbarukan berbasis komunitas di Indonesia.

Bagaimana Jepang dapat menghidupkan kembali komitmennya pada energi terbarukan

Negara tersebut menghadapi tantangan dari sisi sistem maupun regulasi.

Kawasan Asia-Pasifik perlu selaraskan rencana energi dan pusat data

Akses terhadap energi terbarukan menjadi kunci bagi perluasan pasar.

APAC memimpin pertumbuhan energi nuklir

Ketegangan geopolitik dan harga bahan bakar fosil mendorong upaya diversifikasi.

Peralihan China dari batu bara ke hidrogen terhambat oleh biaya tinggi dan keterbatasan infrastruktur.

Hidrogen hijau membutuhkan pasokan energi terbarukan yang besar dan penyimpanan yang mahal.

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.