, Philippines

Franchise mini-grid Solar Philippines berada di bawah pengawasan

Kritik terhadap RUU pemberian franchise mengatakan hal itu bisa melahirkan monopoli.

Sebuah RUU yang memberikan franchise mini-grid PV ke Solar Philippines berada di bawah pengawasan di Senat untuk jangkauan dan eksklusivitas waralaba, dilaporkan oleh pv tech.

Para pemangku kepentingan dari perusahaan energi terbarukan tersebut diminta untuk menyerahkan kertas posisi pada versi terbaru dari House Bill 8179. Pembahasannya akan diadakan kembali pada Mei segera setelah pemilihan paruh waktu.

RUU ini menangani Solar Para sa Bayan (SPSB) atau Solar untuk Negara yang merupakan cabang dari Solar Philippines. SPSB berfokus pada kombinasi PV surya, penyimpanan energi dan pembangkit diesel  baik di   daerah yang tidak dialiri listrik serta daerah yang sudah menerima listrik.

Dalam sebuah wawancara dengan PV Tech, President dari Philippine Solar and Storage Energy Alliance  (PSSEA), Theresa Capellan mengatakan dia bisa mencapai revisi penting yang ditambahkan ke dalam RUU tersebut. Di antaranya adalah untuk memungkinkan Electricity Regulatory Commission (ERC) untuk mengawasi dan meninjau setiap penentuan tarif yang diajukan oleh SPSB, dan untuk memiliki ruang lingkup franchise terbatas pada area 'tidak terlayani' dan 'kurang terlayani' karena visi jangka panjang Leviste untuk mini-grid juga akan mencakup penyediaan di kota kecil dan bahkan kota besar. 

Sementara itu, Senat juga melihat aspek-aspek lain dari RUU tersebut seperti kurangnya definisi yang tidak terlayani atau kurang terlayani dalam Electric Power Industry Reform Act (EPIRA).

"Itulah sebabnya kecenderungan Senat adalah untuk membatasi [area] yang tidak terlayani, karena jika Anda masuk ke yang kurang terlayani maka semua masalah ini harus diklarifikasi dan dihilangkan," kata Capellan. “Akan ada banyak pertanyaan yang perlu diselesaikan, tetapi di [area] yang tidak terlayani, hal  itu cukup mudah. Anda tidak mengganggu kontrak yang ada."

Selain itu, Senat juga melihat definisi 'non-eksklusif' ketika kritik terhadap RUU DPR menunjukkan bahwa dia  akan menawarkan satu perusahaan PV swasta monopoli. Kepala SPSB Leviste membela ini dengan menyoroti bahwa franchise secara eksplisit, tidak eksklusif.

Menurut Capellan, industri ini umumnya tidak mendukung pengesahan RUU karena tidak sejalan dengan rezim peraturan di bawah EPIRA.

PT Jawa Satu Power mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga LNG sebesar 1.760 MW di Indonesia

Pembangkit ini dapat memproduksi listrik untuk 4,3 juta rumah tangga.

Barito Wind Energy mengakuisisi mayoritas saham di PT UPC Sidrap Bayu Energi

Perusahaan ini akan memegang saham sebesar 99,99% di perusahaan tersebut.

Grup NEFIN bekerja ekstra keras dalam mengejar proyek-proyeknya

CEO Glenn Lim menjelaskan bagaimana keterlambatan berubah menjadi hal baik karena perusahaan bertujuan mencapai kapasitas 667 MW pada 2026.

Summit Power International menyediakan dukungan LNG yang vital untuk Bangladesh

Tanpa pasokan listrik cross-border, LNG diperlukan oleh negara yang menghadapi kendala geografis untuk menerapkan sumber energi terbarukan.

JERA, mitra unit PT PLN untuk pengembangan rantai nilai LNG

MOU juga mencakup studi kemungkinan konversi ke hidrogen, rantai nilai amonia.

VOX POP: Bagaimana teknologi vehicle-to-grid dapat meningkatkan transisi energi?

Teknologi vehicle-to-grid (V2G) dipandang sebagai inovasi revolusioner menuju ketahanan jaringan listrik dan peningkatan transisi energi yang kokoh.

IDCTA: Partisipasi global dapat meningkatkan penjualan kredit karbon Indonesia

Pasar karbon Indonesia yang baru dibuka memiliki sebanyak 71,95% kredit karbon yang belum terjual pada akhir 2023.

Bagaimana Asia Tenggara dapat mencapai potensi biogasnya

Kawasan ini hanya memiliki sekitar satu gigawatt kapasitas dengan Thailand, Indonesia, dan Malaysia memimpin dalam hal produksi.