Solar Philippines menandatangani kesepakatan pembangkit listrik tenaga surya 50MW di Indonesia
Proyek ini direncanakan menjadi proyek tenaga surya terbesar yang dipasang di negara tersebut.
Solar Philippines, melalui joint venture (JV), Medco Energi, telah menandatangani perjanjian jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA) selama 20 tahun dengan PLN untuk proyek pembangkit listrik tenaga surya 50 megawatt (MW).
Dari 50MW tersebut, 25MW akan berlokasi di Bali Timur, sedangkan 25MW lainnya berada di Bali Barat. Solar Philippines mencatat bahwa sejauh ini, hal tersebut diharapkan menjadi proyek solar ground-mounted terbesar di Indonesia.
Diskusi tentang proyek tenaga surya di Bali dimulai pada tahun 2017, tetapi baru pada tahun 2019, Solar Philippines mengajukan penawaran lelang tenaga surya dalam skala utilitas kompetitif pertama PLN melalui Medco. PPA ditandatangani 24 Maret lalu, dengan jadwal mulai dibangun pada 2023.
Pendiri Solar Philippines, Leandro Leviste mengatakan bahwa terlepas dari signifikan atau tidak baik itu secara finansial maupun strategisnya, ini membuktikan kapasitas perusahaan di dua bidang.
“Pertama, SP mampu mengembangkan proyek, membentuk JV, dan memenangkan PPA. Jika kita bisa melakukan ini di Indonesia, maka kita harus melakukannya lebih banyak lagi di Filipina, di bawah model yang sama untuk memenangkan proyek dengan JV,” katanya.
“Kedua, bahwa Solar Philippines Nueva Ecija Corporation (SPNEC) memiliki peluang bahkan di luar apa yang telah diperhitungkan dalam penilaian pertukaran saham. Sementara bisnis pengembangan proyek penuh dengan tantangan, kami bekerja agar, pada akhirnya, kami dapat melebihi harapan.”
Indonesia memiliki salah satu kapasitas solar per kapita terendah dengan kurang dari 300MW solar yang beroperasil untuk populasi 276 juta. Hal ini terkait dengan harga listrik yang rendah, dan kelangkaan lahan di Jawa.