Laba bersih Adaro Energy melonjak 611% YoY menjadi $1,3 miliar di Semester 1 2022
Ini berkat harga jual rata-rata yang lebih tinggi.
Adaro Energy Indonesia membukukan kenaikan laba bersih sebesar 611% year-on-year (YoY) pada paruh pertama 2022 menjadi $1,3 miliar yang dipicu oleh kenaikan pendapatan terutama karena average selling price (ASP) atau harga jual rata-rata yang lebih tinggi.
Dalam sebuah pernyataan, Adaro mengatakan ASP-nya naik 117% YoY, dan produksinya melonjak 6% YoY menjadi 28 metrik ton (mt) selama periode tersebut. Kenaikan produksi menyebabkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 7% YoY menjadi 27,5 juta ton.
“Semester pertama 2022 adalah semester yang luar biasa untuk penetapan harga yang mendorong pendapatan kami ke level tertinggi secara historis,” kata President Director dan CEO Adaro Energy, Garibaldi Thohir.
“Hal ini didorong oleh adanya pertemuan masalah yang terjadi dalam waktu singkat secara bersamaan, dari cuaca yang tidak terduga yang menyebabkan peningkatan permintaan hingga masih adanya hambatan pasokan karena pengadaan alat berat dan cuaca buruk di lokasi tambang secara global,” katanya. Dia juga menambahkan bahwa risiko geopolitik di Eropa memiliki "dampak paling signifikan.
READ MORE: Coal companies’ cash balance could fund Indonesia’s green transition
Pendapatan hasil pertambangan dan perdagangan batu bara naik 132% YoY menjadi sekitar $3,5 miliar, sementara layanan penambangannya naik 24% YoY menjadi $386 juta.
Pendapatan inti perusahaan meningkat 338% YoY menjadi sekitar $1,4 miliar, sementara pendapatan operasional sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi tumbuh 269% YoY menjadi $2,3 miliar.
Thohir mengatakan pendapatan, EBITDA, dan laba bersih perusahaan mencapai level tertinggi sepanjang masa untuk semester pertama sejak listing publik 14 tahun lalu.
“Penghasilan yang sangat besar akan membantu kami secara finansial dalam upaya mendukung transformasi Grup kami selama beberapa tahun mendatang karena kami berinvestasi besar-besaran dalam energi terbarukan, pembangunan taman industri hijau terbesar di dunia dan diversifikasi lebih lanjut dari batu bara termal,” kata Thohir.