Pertamina mengalokasikan $6,2 Miliar untuk perluasan kapasitas energi bersih
Perusahaan ini menargetkan 6 GW pembangkit berbasis energi hijau pada 2029.
Unit Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dari perusahaan energi milik negara Pertamina mengumumkan investasi sebesar $6,2 miliar untuk mencapai target energi bersihnya dalam lima tahun ke depan.
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan asal Indonesia tersebut mengatakan bahwa salah satu tujuannya adalah memiliki kapasitas terpasang 6 gigawatt (GW) dari pembangkit listrik berbasis energi bersih pada 2029. Ini akan dicapai melalui kontribusi dari pembangkit listrik berbasis gas dan energi terbarukan seperti panas bumi, tenaga surya, dan biogas.
Pertamina menyebutkan bahwa pembangkit listrik yang dioperasikannya harus segera memiliki kapasitas terpasang sekitar 2,6 GW.
Perusahaan ini juga bertujuan untuk memproduksi 7.000 ton hidrogen bersih per tahun pada tahun 2029 dan 840.000 kiloliter bioetanol. Untuk ekosistem baterai dan bisnis kendaraan listrik, perusahaan menargetkan kapasitas produksi sebesar 51,4 gigawatt-jam (GWh).
Bagian dari rencana 2029 juga termasuk penjualan 19,2 juta ton kredit karbon setara CO2, kata Pertamina.
“Tahun ini, Pertamina NRE fokus pada beberapa inisiatif prioritas, termasuk mengembangkan bisnis bioetanol untuk mendukung peningkatan pemanfaatan bahan bakar bio di Indonesia bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga, mengembangkan area panas bumi Lumut Balai 2 dengan kapasitas 55 MW, memperluas bisnis panas bumi ke luar negeri, bisnis karbon, dan hidrogen untuk mobilitas,” kata perusahaan tersebut.
Pertamina mengatakan bahwa anak perusahaannya mencatat produksi listrik sebesar 5.452 GWh pada tahun 2023, meningkat 17% dibandingkan 2022, didorong oleh pembangkitan dari gas ke listrik, panas bumi, tenaga surya, dan biogas.
“Sejalan dengan strategi bisnis Pertamina untuk mengembangkan bisnis rendah karbon, kami mendukung Pertamina NRE dalam melanjutkan ekspansi. Pertumbuhan bisnisnya tidak hanya berkontribusi pada transisi energi di Indonesia dan keamanan energi nasional, tetapi juga mendukung pencapaian target NZE 2060 pemerintah,” kata Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, Fadjar Djoko Santoso.