, Indonesia

South Korean financiers urged to drop investment in Indonesian coal plants

Three financiers agreed to fund two 1,000MW coal plants for $1.67b.

Environmental groups in Indonesia have called on South Korean financiers Export-Import Bank of Korea (KEXIM), the Korea Development Bank (KDB Bank), and the Korea Trade Insurance Corporation (K-sure) to drop funding for two coal-fired plants that will be added to the Suralaya power complex in Jakarta, Indonesia.

Mongabay reports that the two plants will have a capacity of 1,000MW each and will be added to the power complex that already produces 3,400MW, equivalent to 18% of electricity for Java and Bali.

KEXIM, KDB Bank, and K-sure have agreed to loan the project $1.67b. Indonesian contractor PT Hutama Karya and Doosan Heavy Industries and Construction tied up to build the new plant.

The owner of the Suralaya complex, Indonesia Power, and the contracting consortium signed the agreement for the expansion project on 10 September in Seoul, South Korea.

Suralaya came online in 1984, when there were no regulations for nitrous oxide emissions. According to Greenpeace Indonesia, the site emits more NOx than any other facility in Southeast Asia.

Indonesia, like other Asian countries, is at the crossroads between coal and renewables. It launched its 35GW power plant installation target, but experts are sceptical as initial targets have been trimmed due to PLN’s lack of readiness for infrastructure.

Regulatory changes, such as procurement rule changes, local content, the 10% intermittency on grid policy, and the pressures on tariffs, power plant agreement (PPA), and the rupiah, have also slowed down the renewables scene in 2018.

Photo by satari, CC BY 3.0

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Laba bersih Adaro turun 12% menjadi $880 juta di Semester 1

Pendapatan turun 15% menjadi $2,97 miliar pada periode tersebut.

ACEN dan Barito Renewables bermitra untuk mempercepat energi angin di Indonesia

Kemitraan ini akan dijalankan oleh anak perusahaan mereka.

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.