, India
126 views
Photo by Yajun Dong via Pexels

India classifies Surface Hydrokinetic Turbine as hydro power

This technology can help meet growing baseload renewable energy demand.

The Central Electricity Authority (CEA) has categorised Surface Hydrokinetic Turbine (SHKT) technology under the hydro power category as India explores other sources to achieve net zero emission targets and ensure sustainable development of the power sector.

While traditional hydro power plants rely on potential energy from water stored behind dams, SHKT utilizes the kinetic energy of flowing water to generate electricity, according to the Ministry of Power.

This technology has the potential to help in meeting the growing demand for base-load, round-the-clock renewable energy, especially in areas with poor grid accessibility. Surface Hydrokinetic turbines are also easy to install and cost-effective, with generation cost of INR 2 to INR 3 per unit.

“Adoption of SHKT technology shall mark a significant milestone in leveraging India’s extensive water infrastructure, including canals, hydropower tailrace channels, etc. for sustainable energy generation. This technology has huge potential in GW scale with a lot of opportunities to harness renewable energy, leading to overall growth of the power sector,” the ministry said.

Follow the link for more news on

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Laba bersih Adaro turun 12% menjadi $880 juta di Semester 1

Pendapatan turun 15% menjadi $2,97 miliar pada periode tersebut.

ACEN dan Barito Renewables bermitra untuk mempercepat energi angin di Indonesia

Kemitraan ini akan dijalankan oleh anak perusahaan mereka.

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.