Fitch: Skema ADB berpotensi mempercepat transisi energi hijau SEA
Skema ini menargetkan Indonesia, Filipina, dan Vietnam untuk tahapan awal.
Asian Development Bank (ADB) dan skema investasi Prudential yang baru-baru ini diumumkan untuk mengakuisisi pembangkit listrik tenaga batu bara Asia yang ada dan menghentikannya lebih awal dapat mempercepat transisi ke energi hijau di Asia Tenggara, kata Fitch Solutions.
Target pasar utama skema tahap awal ini antara lain Indonesia, Filipina, dan Vietnam.
“Dari sudut pandang pasar penerima, bahkan pemerintah di pasar tradisional yang bergantung pada batu bara seperti Indonesia dan Vietnam telah mulai menunjukkan peningkatan keinginan untuk beralih dari batu bara dalam perencanaan strategi energi mereka baru-baru ini. Dari sudut pandang internasional, kami telah melihat peningkatan mekanisme pembiayaan hijau, terutama dari negara-negara yang lebih maju dan mendorong ‘pemulihan hijau’ dari pandemi,” ucapnya dalam sebuah laporan, menambahkan bahwa mereka “sangat optimistis” untuk keberhasilannya.
Meskipun demikian, potensinya bergantung pada beberapa faktor, seperti dukungan paralel untuk membangun sumber pembangkit alternatif dan andal, cukup besar untuk memiliki dampak substansial pada seluruh sektor listrik dan menghadirkan cakupan yang lebih jelas tentang aset pembangkit listrik tenaga batu bara yang memenuhi syarat untuk skema.
“Skema ini kemungkinan akan menargetkan pembangkit listrik tenaga batu bara yang lebih baru dengan beberapa dekade lebih untuk umur simpan operasionalnya demi mencapai tujuannya, dan 'penutupan awal' masih akan memerlukan waktu 10-15 tahun lagi. Selain itu, masih akan ada jeda waktu sebelum skema tersebut dapat disesuaikan menjadi mekanisme yang efektif dan diperluas ke skala yang dapat secara signifikan mengubah bauran kekuatan, terutama mengingat fakta bahwa banyak negara targetnya merupakan pasar berkembang yang juga secara aktif berusaha memperluas kapasitas listriknya untuk memenuhi permintaan yang melonjak dan mendukung pertumbuhan ekonomi selama dekade mendatang,” tambah Fitch.
Mitra keuangan dari skema ini antara lain adalah HSBC, BlackRock, dan Citi. Mitra-mitra tersebut diharapkan akan dibiayai oleh campuran ekuitas, utang, dan keuangan lunak, melalui kemitraan publik-swasta.
Saat ini, dalam uji cobanya, beberapa detail tentang proyek tersebut belum diselesaikan. Perkiraan awal Prudential menunjukkan bahwa biayanya akan berkisar dari US$1-1,8m/MW, yang berarti akan mencapai minimal miliaran.
“Ada juga pertanyaan seputar potensi peran kredit karbon, potensi konflik kepentingan, bahaya moral, dan apakah pemilik pembangkit batu bara yang ada akan menerima skema tersebut atau tidak. Hal ini diharapkan akan diselesaikan dan diumumkan pada United Nations Climate Change Conference (COP26) pada bulan November, dengan harapan untuk transaksi pertama pada tahun 2022,” kata Fitch.