, India
150 views
Photo by Kelly Lacy (Pexels).

India menghadapi krisis limbah surya karena daur ulang tidak ekonomis

India perlu mengejar ketinggalan dengan negara-negara lain dalam mengelola dan membiayai daur ulang pabrik terbarukan, kata Consultant IEFA, Saloni Sachdeva Michael.

India telah melewati 100 gigawatt (GW) kapasitas energi terbarukan yang terpasang dan sedang dalam perjalanan untuk meningkatkan empat kali lipat menjadi 450 GW pada 2030. Pada Juli 2021, negara ini memiliki kapasitas sebesar 44GW tenaga surya dan 40GW tenaga angin yang terpasang. Sementara hal ini merupakan berita yang bagus untuk membantu negara mengurangi konsumsi bahan bakar fosilnya, namun hal ini menciptakan sejumlah besar limbah yang harus ditangani nantinya di negara yang tidak siap untuk mendaur ulang.

Perkiraan biaya daur ulang saat ini adalah US$20 hingga US$30 per panel surya dibandingkan dengan US $1 atau US$2 untuk mengirimkannya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal ini bukan hanya masalah yang terjadi di India. Pada 2019, dunia menghasilkan 54 juta ton limbah elektronik, rata-ratanya 7,3 kilogram per kapita. Generasi global limbah elektronik telah tumbuh sebesar 9 juta ton sejak 2014 dan diproyeksikan akan tumbuh menjadi 75 juta ton pada 2030. Namun, di sebagian besar negara, sudah ada undang-undang yang berlaku untuk menangani daur ulang panel surya, tetapi di India, saat ini hanya ada sedikit. Limbah photovoltaic (PV) India diperkirakan akan tumbuh menjadi 200.000 ton pada 2030 dan menjadi sekitar 1,8 juta ton pada 2050.

Ekonomi sirkular menarik perhatian pemodal global. Selama 18 bulan terakhir ada peningkatan tajam dalam penciptaan instrumen utang dan ekuitas terkait dengan ekonomi sirkular. Walaupun tidak ada dana yang semacam itu pada 2017, 10 dana ekuitas publik yang berfokus sebagian atau seluruhnya pada ekonomi sirkular telah diluncurkan oleh penyedia terkemuka termasuk BlackRock, Credit Suisse, dan Goldman Sachs. Intesa Sanpaolo telah meluncurkan fasilitas kredit US$6 miliar, dan European Investment Bank telah bermitra dengan lima lembaga keuangan nasional terbesar di Eropa untuk meluncurkan pinjaman dan inisiatif investasi senilai US$12 miliar yang didedikasikan untuk ekonomi sirkular. India belum melihat aktivitas pembiayaan khusus terkait dengan pabrik daur ulang, namun, Reserve Bank of India baru-baru ini menggemakan perlunya pengungkapan semacam itu.

Keempat dari yang terbesar

Pada 2050, India akan menjadi pasar panel surya terbesar keempat di dunia dan mengubur panel begitu panel itu berakhir fungsinya bukanlah pilihan yang baik. Photovoltaics Power Systems Programme dari International Energy Agency baru-baru ini merilis penelitian tentang keamanan pembuangan panel PV di tempat pembuangan sampah. Polutan utama yang menjadi perhatian untuk masing-masing modul PV utama yang akan dihancurkan adalah timbal untuk panel silikon kristal; cadmium untuk panel cadmium telluride atau CdTe; dan selenium untuk tembaga indium gallium selenide atau panel CIGS.

Sebanyak 90% gelas modul dan 95% bahan semikonduktor dapat dipulihkan selama daur ulang. Bingkai aluminium dapat didaur ulang dan diolah menjadi bahan baku yang dapat digunakan untuk furnitur, ponsel, atau bingkai panel surya baru.

Sel silikon dapat didaur ulang sebagai bahan baku untuk modul PV non-silikon sel surya baru, misalnya modul film tipis yang pada dasarnya perlu menjalani perawatan kimia untuk memisahkan berbagai bahan semikonduktor, memungkinkan pemulihan bahan sebanyak 95%. Total perkiraan biaya, termasuk transportasi, dapat bervariasi antara US$400 dan US$600 per ton, jauh melebihi nilai material yang dipulihkan.

India sedang mengujicobakan beberapa inisiatif. Proyek SWAP, yang merupakan singkatan dari Solar Waste Action Plan, sedang mencari tahu cara untuk menyelidiki kelayakan teknis dan ekonomi dari sistem daur ulang modul PV dengan dukungan Signify Foundation dan Doen Foundation. Pendekatan holistik saat menerapkan skema Atmanirbhar Bharat (self-reliant India) bisa menjadi game-changer. Alih-alih menciptakan kembali roda setiap 10 atau 15 tahun, industri daur ulang terstruktur harus didirikan. Konsep inovatif lainnya yang perlu ditelusuri adalah perdagangan limbah. Produk sampingan atau limbah dari suatu industri bisa menjadi bahan baku untuk industri lain. Misalnya, skema Extended Producer Responsibility (EPR) yang telah menjadi alat yang ampuh untuk mempromosikan solusi pengelolaan limbah yang efektif di sejumlah negara. Tujuan EPR adalah mendorong produsen (termasuk generator tenaga termal serta pengembang dan produsen energi terbarukan) untuk memperhitungkan biaya lingkungan sebagai bagian dari perencanaan proyek mereka — baik teknis maupun finansial.

Transisi energi bersih yang strategis berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi sirkular akan membutuhkan kejelasan kebijakan dan peraturan dari Ministry of New and Renewable Energy and the Ministry of Environment, Forest, and Climate Change (MoEFCC). Saat ini, peraturan limbah elektronik oleh MoEFCC tidak termasuk limbah surya, oleh karena itu kepemilikannya tidak ditentukan.

Central Pollution Control Board menyatakan bahwa kapasitas terpasang dari pendaur ulang dan pembongkaran limbah elektronik yang terdaftar di negara ini hanya sekitar 400.000 ton per tahun, 22% dari perkiraan volume limbah elektronik. Diperkirakan bahwa kurang dari 4% limbah elektronik yang dihasilkan di negara tersebut dikirim ke pendaur ulang resmi dan terdaftar antara 2015 dan 2017.

Ketika energi terbarukan tumbuh di India, pemerintah akan dipaksa untuk menangani masalah daur ulang.

Bagaimana daur ulang panel surya dilakukan secara internasional

Pendekatan hukumanWaste of Electrical and Electronic Equipment (WEEE) milik Eropa mengharuskan produsen dan pemasok PV untuk membiayai biaya pengumpulan dan daur ulang panel PV atau menghadapi denda besar.

Manajemen terpusat — Organisasi WEEELABEX di Republik Ceko bertanggung jawab atas persiapan standar dan pemberian sertifikasi untuk pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, dan pemrosesan ulang limbah elektronik, serta pemantauan perusahaan pengolahan limbah.

Pemantauan dan pelaporan tahunan Italian National Institute for Environmental Protection and Research mengeluarkan laporan tahunan kepada Ministry of the Environment, Land, and Sea Protection tentang jumlah dan kategori peralatan listrik dan elektronik yang ada di pasar, disiapkan untuk digunakan kembali, didaur ulang, dan pulih.

Dukungan pemerintah — Korea Selatan telah mendukung inisiatif daur ulang limbah PV. Pada 2017, Ministry of Trade, Industry, and Energy merencanakan fasilitas untuk mendaur ulang limbah modul PV di provinsi Chungcheong Utara.

Partisipasi sektor swasta — Perusahaan manufaktur panel surya yang berbasis di A.S., First Solar, telah mendirikan pabrik di Amerika Serikat, Jerman, dan Malaysia. Perusahaan tersebut menggunakan metode daur ulang dengan tingkat pemulihan 95% untuk Cd dan 90%. 

Follow the link for more news on

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.

Indonesia harus mengatasi hambatan regulasi untuk membangun daya tarik energi terbarukan

Indonesia membutuhkan $285 miliar untuk meningkatkan kapasitas energi bersih dan mencapai target iklim 2030.

ACEN menargetkan empat kali lipat energi terbarukan untuk energi yang lebih bersih pada 2030

Mereka juga melihat peluang pertumbuhan di sektor lain seperti penyimpanan energi.

Apakah India menyediakan energi terbarukan yang cukup untuk memenuhi permintaan listrik di 2031-2032?

Negara ini membutuhkan setidaknya 35GW untuk mencapai target 500 GW dalam enam tahun.

Bagaimana rencana Filipina mencapai elektrifikasi 100% pada 2028

Lebih dari 2 juta rumah tangga masih hidup tanpa listrik.

Dominasi tenaga surya Cina bersinar dalam pengembangan energi

Beijing diproyeksikan akan melampaui target penambahan kapasitas tenaga surya dan angin sebesar 200GW tahun ini.

Jepang perlu tindakan berani untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan energi terbarukannya secara penuh

RE100 mendesak Jepang untuk meningkatkan kapasitas energi hijau hingga 363GW pada 2035.

Singapura membutuhkan tetangga dari Asia Tenggara untuk mendukung transisi energi terbarukan

Para ahli memilih Malaysia dan Indonesia sebagai sumber impor energi terbarukan.

Sistem JAMALI terancam oleh ancaman keandalan dan efisiensi

Sistem Jawa-Madura-Bali (JAMALI) menyuplai 70% listrik Indonesia untuk 160 juta orang.