, Taiwan
277 views

Sektor angin lepas pantai Taiwan tetap bertahan di tengah pemotongan tarif

Investor yang tidak memiliki pengalaman atau kapasitas di sektor ini mencari peluang untuk membeli proyek yang sudah ada.

Meskipun ada penurunan tingkat feed-in-tariff (FiT) dan gangguan rantai pasokan yang disebabkan oleh pandemi, sektor angin lepas pantai Taiwan terus tetap menarik bagi investor.  Bisa dilihat bahwa banyak investor lokal dan internasional bersaing untuk mendapatkan pangsa di pasar.

The Ministry of Economic Affairs’ (MOEA) mengumumkan tarif FiT untuk angin lepas pantai pada tahun 2020 turun rata-rata 7,64% menjadi $ 0,17 (NT $ 5,0946) per kWh. Menurut konsultan dari Pinsent Mason, John Yeap, hal ini mendapat tentangan dari pengembang, dimana wpd chair dari Taiwan Energy, Yuni Wang dilaporkan mengkritik tarif FiT tersebut sebagai hal yang tidak masuk akal dan tidak mencerminkan biaya actual untuk membangun ladang angin lepas pantai di Taiwan ."

"[Pemotongan FiT] mendapat beberapa tentangan dari pengembang, meskipun FiT secara global menurun mengingat meningkatnya skala ekonomi dan lokalisasi di sektor ini," kata Yeap.

Sementara itu, catatan dari Fitch Solutions menyebutkan bahwa penurunan ini membahayakan kelayakan ekonomi dari beberapa proyek yang ada dalam saluran tersebut dan memperburuk risiko akan adanya keterlambatan. "Sementara itu kami mengakui bahwa tarif FiT baru, mungkin menimbulkan beberapa risiko penurunan pasar, karenanya kami mempertahankan prospek atau optimisme kami serta akan terus memantau pasar dengan cermat," tambah Fitch.

Menanggapi kritik semacam itu, Kementerian mengatakan bahwa para pengembang belum memberikan bukti "meyakinkan" untuk mendukung klaim mereka terkait biaya yang tinggi. Yeap menambahkan bahwa tarif baru adalah hasil dari konsultasi ahli dan bahwa tarif tahun lalu tidak dapat dipertahankan.

Mendukung masalah ini, Fitch menyoroti bahwa keputusan akhir datang setelah tiga putaran audiensi publik di Taipei, Taichung dan Kaohsiung, yang mungkin telah menyarankan proses konsultasi dan pengambilan keputusan yang memadai. Sebaliknya pada tahun 2019, pemotongan tajam yang tak terduga menyebabkan pengembang dan investor besar, termasuk Ørsted, menangguhkan proyek mereka. Pemerintah kemudian berkompromi pada 2019 setelah mendapat umpan balik.

Selain itu, Fitch percaya bahwa harga baru yang ditetapkan akan tetap relatif menarik bagi investor. Tercatat bahwa lelang kapasitas angin lepas pantai pertama di Taiwan mencatat tawaran kemenangan $ 0,076 (NT $ 2,2245) menjadi $ 0,087 (NT $ 2,548) per kWh, jauh lebih rendah daripada FiT yang ditawarkan. Turunnya tarif akan diimbangi dengan penurunan teknologi dan biaya pengembangan untuk angin lepas pantai.

Secara khusus, pengembangan batch pertama proyek angin lepas pantai — seperti Ørsted's Formosa 1, atau Changua 1 dan 2a — diharapkan dapat membantu menempatkan rantai pasokan peralatan yang akan memungkinkan pengurangan biaya yang lebih besar untuk proyek-proyek pada masa depan.

“Sementara tingkat FiT yang lebih tinggi diperlukan untuk mendukung investasi rantai pasokan di awal yang substansial diperlukan, proyek-proyek dimasa depan akan menjadi jauh lebih kompetitif dari segi biaya, karena pengembang proyek dapat memanfaatkan rantai pasokan domestik yang telah mapan, dan juga dari sinergi dari proyek yang ada,” laporan tersebut. menyatakan.

Terlebih lagi, menurunkan biaya di seluruh rantai pasokan tenaga angin dan membuat proyek angin lebih kompetitif  dari segi biaya merupakan upaya pengembangan turbin angin lepas pantai untuk dapat lebih kuat lagi.  Hal tersebut akan mengurangi jumlah turbin yang diperlukan pada proyek-proyek baru. "Produsen turbin angin terus membuat kemajuan menuju komersialisasi turbin angin lepas pantai yang lebih besar dan lebih kuat dengan berukuran sama atau melebihi 10 MW," terlampir pada laporan tersebut.

Headwinds akibat pandemi

Di antara pasar yang terbukti paling efektif dalam menangkis pandemi COVID-19 adalah Taiwan yang tidak menutup ekonominya seperti banyak negara lain di seluruh dunia, dan semuanya masih beroperasi seperti biasa. Meskipun begitu, tidak ada upaya untuk menghindar dari gangguan pada rantai pasokan angin lepas pantai, karena sebagian besar masih berbasis di Eropa yang sangat terdampak.

“Mengingat bahwa sebagian besar rantai pasokan angin lepas pantai masih berbasis di Eropa, yang sangat dipengaruhi oleh pandemi, produksi berbagai komponen dan perakitan turbin angin telah terpengaruh. Terlebih lagi, perbatasan Taiwan ditutup untuk orang asing sampai saat ini, sehingga beberapa ahli teknis tidak dapat melakukan perjalanan ke Taiwan untuk melakukan pekerjaan mereka,” kata Yeap.

Meskipun rantai pasokan melambat, tekad dan antusiasme sektor ini tetap tidak tergoyahkan. Yeap mencatat laporan Reuters dari  Ørsted Asia-Pacific president, Matthias Bausenwein, yang mengatakan bahwa keputusan investasi dan kepercayaan publik mereka pada sektor angin lepas pantai tidak akan dipengaruhi oleh pandemi, meskipun hal itu dapat menunda jadwal proyek mereka.

Daya tarik untuk investor tetap kuat

Pasar masih diharapkan untuk dapat menarik lebih banyak investor lokal dan internasional, karena banyak proyek yang hampir selesai dan investor tanpa pengalaman serta investor keuangan tanpa kapasitas di sektor ini pun, mencari peluang untuk membeli  proyek yang ada, kata Yeap.

Telah terlihat lebih banyak pemain memasuki pasar, sebagaimana dibuktikan oleh akuisisi saham  Zhangfang dan Xidao Wind Farms oleh Taiwan Life Insurance dan Transglobe Life Insurance, kemudian Yunlin Offshore Wind Farm oleh EGCO Group dan konsorsium yang terdiri dari Sojitz, JXTG Nippon Oil & Energy, Chugoku Electric Power, Chudenko, dan Shikoku Electric Power.

Investor Jerman juga telah condong ke arah pasar angin lepas pantai Taiwan, yang melihatnya sebagai pasar yang baru lahir dengan peluang berlimpah dan pintu gerbang penting ke Asia. Yeap berharap untuk melihat lebih banyak minat dari mereka pada masa depan.

wpd merupakan salah satu investor internasional pertama yang dialokasikan dan memiliki kapasitas di Taiwan, dimana sekarang memiliki satu proyek yang sedang dibangun, yang lain akan memulai konstruksi pada tahun 2021, dan dua lainnya sedang dikembangkan. Energie Baden-Württemberg AG (EnBW) juga memilih Taiwan sebagai pasar angin lepas pantai pertamanya di luar Eropa yang mengembangkan  2GW Formosa III di Taiwan bersama dengan Macquarie dan JERA. Selanjutnya, Energi Terbarukan RWE juga hadir di Taiwan, bergabung dengan Asia Cement Corporation untuk lebih lanjut mengembangkan proyek angin lepas pantai Chu Feng yang mencapai 448MW.

“Diluar daratan Cina, Taiwan memimpin dalam hal kebijakan pemerintah, kerangka hukum, proyek yang sedang dibangun, proyek dalam pengembangan, dan rencana masa depan. Taiwan telah memiliki 5,5GW dalam salurannya dari 2020 hingga 2025, dan memiliki rencana untuk kapasitas generasi yang lebih banyak yang mulai beroperasi dari 2026 hingga 2035,” tambah Yeap.

Fitch Solutions memproyeksikan Taiwan menambah kapasitas angin bersih sekitar 5,8 gigawatt (GW) selama dekade mendatang, dan menyumbang 7,9% dari total pembangkit listrik pada tahun 2029. Dalam jangka panjang, kapasitas untuk darat dan lepas pantai diproyeksikan akan tumbuh rata-rata tahunan sebesar 23% antara akhir 2019 dan 2029 hingga mencapai di bawah 6,7GW pada akhir dekade.

PT Jawa Satu Power mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga LNG sebesar 1.760 MW di Indonesia

Pembangkit ini dapat memproduksi listrik untuk 4,3 juta rumah tangga.

Barito Wind Energy mengakuisisi mayoritas saham di PT UPC Sidrap Bayu Energi

Perusahaan ini akan memegang saham sebesar 99,99% di perusahaan tersebut.

Grup NEFIN bekerja ekstra keras dalam mengejar proyek-proyeknya

CEO Glenn Lim menjelaskan bagaimana keterlambatan berubah menjadi hal baik karena perusahaan bertujuan mencapai kapasitas 667 MW pada 2026.

Summit Power International menyediakan dukungan LNG yang vital untuk Bangladesh

Tanpa pasokan listrik cross-border, LNG diperlukan oleh negara yang menghadapi kendala geografis untuk menerapkan sumber energi terbarukan.

JERA, mitra unit PT PLN untuk pengembangan rantai nilai LNG

MOU juga mencakup studi kemungkinan konversi ke hidrogen, rantai nilai amonia.

VOX POP: Bagaimana teknologi vehicle-to-grid dapat meningkatkan transisi energi?

Teknologi vehicle-to-grid (V2G) dipandang sebagai inovasi revolusioner menuju ketahanan jaringan listrik dan peningkatan transisi energi yang kokoh.

IDCTA: Partisipasi global dapat meningkatkan penjualan kredit karbon Indonesia

Pasar karbon Indonesia yang baru dibuka memiliki sebanyak 71,95% kredit karbon yang belum terjual pada akhir 2023.

Bagaimana Asia Tenggara dapat mencapai potensi biogasnya

Kawasan ini hanya memiliki sekitar satu gigawatt kapasitas dengan Thailand, Indonesia, dan Malaysia memimpin dalam hal produksi.