, Philippines

Philippines’ Greenergy eyes $1.3b renewable energy deal with Chinese firm

The deal involves the construction of wind energy projects with a total capacity of at least 1,000 MW over a 10-year period.

The Philippines' Greenergy Holdings Inc said on Wednesday it had board approval to sign a deal with a Chinese firm on joint ventures in renewable energy that may require at least $1.3 billion in investments, according to a Reuters report.

Greenergy, a holding firm formerly known as MUSX Corp and involved mainly in semiconductor manufacturing, said the deal with Tianjin Tianbao Investment and Development Corp involves the construction of wind energy projects with a total capacity of at least 1,000 megawatts over a 10-year period in the Philippines.

The joint venture would invest up to $200 million in wind energy projects in its first two years of operation, Greenergy said in a filing. It is planning to set up a 49.5 MW wind energy facility within a year from the start of the joint venture.

The joint venture may also consider other renewable projects including biomass, solar, hydro and geothermal energy, said Greenergy, a new player in the Philippines' energy sector.

The firm did not say when the deal would be signed. Philippine President Benigno Aquino is currently in China for a four-day state visit to seek $7 billion worth of deals.

 

Photo from Ruud Schreuder

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Laba bersih Adaro turun 12% menjadi $880 juta di Semester 1

Pendapatan turun 15% menjadi $2,97 miliar pada periode tersebut.

ACEN dan Barito Renewables bermitra untuk mempercepat energi angin di Indonesia

Kemitraan ini akan dijalankan oleh anak perusahaan mereka.

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.