, China

Pasar energi angin Asia hampir mati, pasar Cina tampak menyusut

Pasar Asia untuk energi angin tampak mengecewakan dengan pendorong utamanya, yaitu Cina dan India terlihat mencatatkan pertumbuhan dengan kurva yang hampir datar dalam hal kapasitas terpasang tahunan, kata seorang ahli.

Dalam sebuah wawancara eksklusif, General Manager  Wind Prospect sebuah perusahaan konsultas berbasis di HK, Alexander Tancock mengatakan bahwa pasar untuk energi angin "cukup mengecewakan" dengan Vietnam hanya siap untuk melaporkan pertumbuhan yang signifikan hanya karena bersumber dari basis yang sangat rendah.

“Jika Anda memperhatikan di Asia, pada dasarnya Cina menjadi pasar dominan di kawasan ini, mereka mungkin akan memiliki kapasitas terpasang yang lebih sedikit tahun ini dibandingkan 2010. Jadi, meskipun pasar turbin angin di Cina sangat besar, hal itu sebenarnya akan menyusut dalam soal instalasi baru. Tahun lalu mereka memiliki 19GW, tahun ini kebanyakan orang berpikir bahwa angka itu akan turun antara 15-17GW,” kata Mr. Tancock, dalam Clean Energy Expo Asia 2011.

Prospek investasi untuk India yang merupakan pasar angin terbesar kedua di kawasan ini juga redup dengan Tancock mengharapkannya tetap memiliki kapasitas terpasang sekitar 2-3GW setiap tahun dan cobalah tebak apa yang dia katakan kepada negara-negara lain di kawasan ini?

“Jika Anda melihat negara-negara lain di Asia, pada dasarnya tidak ada banyak hal yang sedang terjadi. India masih tetap berada di tempatnya, menghasilkan sekitar 2-3GW setiap tahun dan pasar lainnya pun mengecewakan. Thailand, mereka menjanjikan banyak hal tetapi tidak ada yang terjadi. Malaysia tidak menggunakan energi angin. Filipina telah mengumumkan feed-in-tariff tetapi tidak ada yang tahu persis apa yang akan terjadi. Saya menduga tidak banyak yang akan terjadi,” katanya.

“Saya pikir Asia benar-benar sangat mengecewakan dan pada dasarnya pertumbuhannya hanya berkaitan dengan Cina dan India tetapi pasar-pasarnya benar-benar datar. Mereka tidak akan tumbuh dalam hal instalasi tahunan bahkan dalam jangka panjang," kata dia menambahkan.

Untuk investor yang masih ingin memanfaatkan Pasar Asia meskipun prospeknya suram, Tancock mengatakan bahwa mereka mungkin dapat mempertimbangkan Vietnam.

“Jika saya harus mengambil negara, Vietnam tampak menjanjikan karena Vietnam sebenarnya memiliki kecepatan angin yang cukup baik. Vietnam sebenarnya adalah negara paling menjanjikan di Asia tetapi hal itu karena mereka mempunyai basis rendah kurang dari 1GW. Negara ini bisa menjadi pasar yang menarik mungkin menghasilkan beberapa 100 megawatt setahun dan seperti itu tetapi sekali lagi angka itu tidak besar jika dibandingkan dengan Cina dan India," kata dia.

 

KS Orka memperluas kapasitasnya melewati 200 MW lewat proyek Sorik Marapi

Ini menjadi tonggak penting bagi salah satu proyek listrik bersih terbesar di Indonesia.

CPI kembangkan biomassa bambu ke proyek hybrid yang lebih besar

Warga lokal menggerakkan inisiatif energi terbarukan berbasis komunitas di Indonesia.

Bagaimana Jepang dapat menghidupkan kembali komitmennya pada energi terbarukan

Negara tersebut menghadapi tantangan dari sisi sistem maupun regulasi.

Kawasan Asia-Pasifik perlu selaraskan rencana energi dan pusat data

Akses terhadap energi terbarukan menjadi kunci bagi perluasan pasar.

APAC memimpin pertumbuhan energi nuklir

Ketegangan geopolitik dan harga bahan bakar fosil mendorong upaya diversifikasi.

Peralihan China dari batu bara ke hidrogen terhambat oleh biaya tinggi dan keterbatasan infrastruktur.

Hidrogen hijau membutuhkan pasokan energi terbarukan yang besar dan penyimpanan yang mahal.

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.