, India

Expensive coal takes a heavy toll on Tata Power

India's largest private power producer saw its profits plummet by 40% mainly as a result of surging coal prices.

Tata Power Company reported a larger than estimated drop in its fiscal third quarter net profit ending Dec. 31 to U.S.$53 million from U.S.$89 million. Sales for the period, however, jumped 51% to U.S.$957 million from U.S.$636 million year-on-year helped by higher fuel costs that are passed on to consumers.

Analysts said the substantial profit fall was caused by the more expensive cost of coal for Tata Power’s 4,000 megawatt power project and to a change in accounting standards. Tata Power is in the process of building power projects that will add 4,729 MW to its generating capacity. It currently has an installed generating capacity of 3,797 MW.

In September 2011, Indonesia passed a law prohibiting Indonesian coal producers from selling coal, even to affiliate companies, below a reference price linked to international rates and needs adjustments every year. The law has made coal imports from Indonesia significantly more expensive.

Tata Power, India’s largest integrated power utility, currently accounts for 55% of India's power generation capacity of 182,344 MW.

It generates about 3,120 MW of power from energy sources like thermal (coal, gas, oil), hydroelectric, solar, wind and geothermal energy.
 

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Laba bersih Adaro turun 12% menjadi $880 juta di Semester 1

Pendapatan turun 15% menjadi $2,97 miliar pada periode tersebut.

ACEN dan Barito Renewables bermitra untuk mempercepat energi angin di Indonesia

Kemitraan ini akan dijalankan oleh anak perusahaan mereka.

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.