, India
124 views
Photo by Magda Ehlers via Pexels

India's offshore wind faces 12-year wait for grid parity

The VGF scheme may not be enough to fill the gap.

Amidst offshore wind opportunities in India, a study by the International Institute for Sustainable Development showed that it may take at least 12 years to reach grid parity.

It said in its report that the viability gap funding (VGF) scheme of INR 6,853 crore for the installation of the first 1 gigawatt (GW) offshore wind plants is an important development. However, this might not be enough given the additional cost gap of around INR 9,000 crore per GW of capacity.

Achieving the target of 37 GW of offshore wind energy by 2030 requires significant financial support. The report revealed a cost gap, estimated at INR 5.1 lakh crore, or an average annual funding requirement of INR 73,000 crore between 2024 and 2030, based on a capital-based incentive.

“Sharing the support costs between public and private investors was projected to increase GDP gains whilst reducing government spending due to more efficient allocation of funding and resources,” the report read.

“Even if governments were to bridge 100% of the cost gap, we projected a positive [benefit-to-cost] under all scenarios, indicating that supporting offshore wind makes economic sense,” it added.

Follow the link for more news on

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Laba bersih Adaro turun 12% menjadi $880 juta di Semester 1

Pendapatan turun 15% menjadi $2,97 miliar pada periode tersebut.

ACEN dan Barito Renewables bermitra untuk mempercepat energi angin di Indonesia

Kemitraan ini akan dijalankan oleh anak perusahaan mereka.

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.