, Singapore
745 views

Mengapa APAC diperkirakan memimpin investasi energi terbarukan pada tahun 2030

Tenaga angin dan surya di Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang menikmati feed-in-tariff dengan mitra-mitra yang dapat dihandalkan.

Asia Pasifik diperkirakan menjadi pusat pembangkit tenaga energi terbarukan, dengan lebih dari setengah pembangkit listrik dunia diproyeksikan akan datang dari kawasan itu pada tahun 2030, menurut perusahaan manajemen investasi BlackRock.

Wilayah ini dapat berharap memimpin kegiatan investasi selama dekade ini berkat populasi yang meningkat, pertumbuhan ekonomi, dan kapasitas instalasi yang masih kecil saat ini, seperti yang diungkapkan David Giordano, global head of renewable power dari BlackRock.

Lebih lanjut lagi, laporan perusahaan tentang aset riil global mengungkapkan bahwa penetapan harga di banyak pasar di kawasan tersebut — terutama Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang — tampaknya memiliki kontrak beresiko dengan pengembalian yang lebih tinggi pada Oktober 2019.

Dalam wawancara eksklusif dengan Asian Power, Giordano BlackRock, serta seorang head of product strategy for renewable power, Freek Spoorenberg, membahas faktor-faktor yang membuat Asia Pasifik menjadi pusat yang menarik untuk investasi energi terbarukan, pusat tantangan dalam berinvestasi di sektor kawasan, serta peluang spesifik yang tersedia untuk Jepang dan Malaysia.

Seperti apa profil-profil proyek energi terbarukan di pasar saat ini?

Giordano: Banyak negara-negara APAC yang berada dalam tahap lanjutan adopsi energi terbarukan dibandingkan dengan Eropa dan Amerika Utara dan masih memberikan insentif untuk pengembangannya sehingga memberikan peluang menarik bagi penggerak awal. Kami bergerak di mana ada kontrak pendapatan, termasuk di negara-negara APAC . Tenaga angin dan matahari dalam market seperti di Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang memberi manfaat feed in tariff selama 20 tahun dengan rekanan berkualitas yang kebanyakan adalah perusahaan milik negara, sedangkan pasar energi terbarukan yang lebih matang di Eropa dan AS menghapus subsidi yang mengarah pada peningkatan harga daya.

Untuk investor internasional, ada beberapa tantangan  berinvestasi di APAC. Memulai jalur menarik dari proyek energi terbarukan yang dapat diinvestasikan bukanlah tugas yang mudah, dan ini membutuhkan kerja sama yang erat dengan pengembang lokal yang berpengalaman dan memiliki pemahaman mendalam tentang kerangka peraturan lokal.

Spoorenberg: Dalam portofolio global dari beragam energi terbarukan, kami percaya sepertiga-nya harus dialokasikan ke wilayah APAC yang sedang tumbuh, untuk meningkatkan kontrak pendapatan di seluruh portofolio dan  mencapai pendapatan yang disesuaikan dengan risiko yang lebih tinggi bagi investor kami. Di seluruh basis klien energi terbarukan kami, yang terdiri lebih dari 150 investor global, kami telah melihat peningkatan minat untuk wilayah ini dimana mencerminkan pertumbuhan yang kuat dan tingginya kontrak yang ditawarkan.

Bagaimana nasib negara-negara tersebut dalam hal penetapan harga energi terbarukan? Apa keuntungan mereka dibandingkan dengan pasar yang lain?

Giordano: Asia-Pasifik mewakili pembangkit tenaga energi terbarukan di masa depan, dengan lebih dari setengah listrik dunia diperkirakan akan dihasilkan di kawasan itu pada tahun 2030. Wilayah tersebut dapat berharap untuk memimpin kegiatan investasi selama dekade mendatang, dengan sebagian besar pembangkit listrik ini dilayani oleh pembangunan energi terbarukan yang baru. Harga feed-in-tariff yang ditawarkan untuk pembangunan energi terbarukan baru di APAC tetap relatif lebih tinggi dibandingkan dengan Eropa, meskipun ada pengurangan sejalan dengan penurunan biaya teknologi. Salah satu contohnya adalah tarif tenaga angin lepas pantai pertama Jepang yang diumumkan diangka $ 320 / MWh, yang jauh lebih tinggi daripada harga tarif angin lepas pantai Inggris terbaru seharga £ 40 / MWh.

Saat ini, peningkatan pemenuhan proyek di APAC tidak dibarengi dengan tingkat permintaan investasi dari investor domestik, dibandingkan dengan Eropa dan Amerika Utara. Selain itu, di Eropa, di mana aliran modal masuk sejalan dengan perlambatan aktivitas greenfield atau perubahan kebijakan, ‘kantong’ yang terlalu panas telah berkembang, terutama dalam aset brownfield. Di Inggris, 343 ladang angin darat dijalankan pada 2017, sedangkan hanya 23 di 2019.

Kami percaya semua berkontribusi pada permintaan yang menguntungkan ini, dinamika pasokan dan kebijakan yang mendukung nilai relatif menarik di APAC. Itu tidak berarti peluang menarik tidak lagi di Eropa dan Amerika Utara, sebagai tren solar komersial dan industri, angin lepas pantai dan kesempatan pembelian oleh perusahaan memastikan peluang investasi tetap mengglobal.

Apa jenis proyek energi terbarukan di Jepang yang cocok untuk investasi?

Giordano: Sektor energi terbarukan Jepang telah mengalami pertumbuhan yang cepat sejak diperkenalkannya masa feed-in-tariff pasca-Fukushima. Mayoritas pertumbuhan hingga saat ini dan di masa depan akan didorong oleh PV surya, sementara industri angin lepas pantai mulai menemukan jalannya melalui lelang yang dilaksanakan pertama kali pada tahun 2020 dan pengembang global memulai kemitraan lokal. Pasar angin lepas pantai diperkirakan akan memainkan peran penting dalam ekspansi energi terbarukan lebih lanjut di Jepang, karena tiga perempat Jepang bergunung-gunung, dan dataran datar yang tersisa padat penduduknya.

Spoorenberg: Kami juga melihat peningkatan permintaan energi bersih dari perusahaan-perusahaan besar Jepang, dan negara ini diharapkan menjadi salah satu pasar penyimpanan energi terkemuka di dunia dengan penyebaran jangka pendek yang berfokus pada penyimpanan baterai yang berlokasi bersama. Dengan sumber daya di lapangan, dan salah satu portofolio PV surya terbesar di negara ini, kami berharap Jepang akan terus menjadi pasar aktif untuk investasi bagi tim Global Renewable Power kami.

Malaysia juga memiliki peluang investasi yang cukup besar. Apa yang mendorong potensi investasinya?

 Giordano: Malaysia menargetkan pembangkit energi bersih 20% pada tahun 2030, dan proyek mendapat manfaat dari menerima feed-in-tariff selama 21 tahun yang didukung oleh utilitas berperingkat-A. Saat ini, lebih dari 80% listrik di Malaysia dihasilkan oleh kombinasi batubara dan gas. Selama lima tahun ke depan, Malaysia diperkirakan akan menambah sekitar 10GW energi terbarukan, mewakili peluang pasar $ 12 miliar untuk investasi. Selain itu, produsen listrik independen menyumbang sekitar 77% dari total listrik yang dihasilkan, memberikan dorongan untuk investasi swasta. Malaysia juga merupakan produsen sel PV terbesar ketiga di dunia.

Apakah ini memiliki implikasi untuk negara lain di ASEAN atau untuk seluruh wilayah?

Giordano: Ya. Kami berharap kesempatan yang ada dapat lebih memperluas keberadaan energi terbarukan di kawasan ini, karena $ 4 dari setiap $ 10 yang dihabiskan secara global untuk kapasitas energi terbarukan baru akan masuk ke Asia-Pasifik. Sekali lagi ini tidak berbeda dengan pengalaman kami sebelumnya di wilayah lain seperti Eropa yang kemudian berada dalam kurva adopsi energi terbarukan, di mana kita telah melihat penumpukan energi terbarukan menyebar dari negara-negara utama pengadopsi awal seperti Jerman, Perancis, Inggris dan Nordics, ke Eropa Selatan dan Timur. 

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Laba bersih Adaro turun 12% menjadi $880 juta di Semester 1

Pendapatan turun 15% menjadi $2,97 miliar pada periode tersebut.

ACEN dan Barito Renewables bermitra untuk mempercepat energi angin di Indonesia

Kemitraan ini akan dijalankan oleh anak perusahaan mereka.

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.