Photo by Pixabay via Pexels

AGL Energy eyes 1.4 GW battery capacity FID in FY 2025/2026

This is amidst its growing battery portfolio.

AGL Energy Limited is targeting a Financial Investment Decision for 1.4 gigawatts (GW) of battery capacity within the next 12-18 months, accelerating its decarbonisation efforts.

According to its latest financial report, the company said this capacity will expand its current flexible fleet of 7.6 GW, which grew by 200 megawatts (MW) over the half with the addition of a second 200 MW virtual battery agreement with Neoen.

AGL Energy said the construction of its 500 MW Liddell Battery is on schedule. The first 250 MW is expected to be operational by early 2026, and the remaining 250 MW by April 2026.

Follow the link for more news on

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Laba bersih Adaro turun 12% menjadi $880 juta di Semester 1

Pendapatan turun 15% menjadi $2,97 miliar pada periode tersebut.

ACEN dan Barito Renewables bermitra untuk mempercepat energi angin di Indonesia

Kemitraan ini akan dijalankan oleh anak perusahaan mereka.

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.