, Japan
Photo by Pixabay via Pexels

Japan develops battery storage using uranium

This uses depleted uranium produced from the generation of fuel for nuclear reactors.

The Japan Atomic Energy Agency (JAEA) has developed a storage battery made from depleted uranium, which holds the potential to optimise resource utilisation for a decarbonised future.

Japan currently has around 16,000 tonnes of depleted uranium, with some additional 1.6 million tonnes in various countries worldwide.

According to the Japan Atomic Industrial Forum, JAEA used depleted uranium produced in the process of enriching natural uranium for the production of fuel for nuclear reactors.

The principle behind conventional batteries is the phenomenon known as the “redox reaction,” in which materials having different ionisation tendencies exchange electrons, producing electricity in the process.

Given that the so-called oxidation number of uranium (a chemical characteristic) is between three and six, it was considered promising as a material for charging and discharging.

JAEA’s uranium battery will be used to control the fluctuating power outputs of renewable energies. The NXR Development Center of the JAEA Nuclear Science Research Institute initiated full-scale R&D based on its recognition that depleted uranium could be used as a resource.

Follow the link for more news on

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Laba bersih Adaro turun 12% menjadi $880 juta di Semester 1

Pendapatan turun 15% menjadi $2,97 miliar pada periode tersebut.

ACEN dan Barito Renewables bermitra untuk mempercepat energi angin di Indonesia

Kemitraan ini akan dijalankan oleh anak perusahaan mereka.

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.